Monday, September 10, 2012

Sekolah hanya menjadi lembaga sertifikasi semata

Jika sebagian besar siswa siswi sekolah masih membutuhkan les mata pelajaran seusai waktu sekolah, maka sekolah sudah gagal menjalankan fungsinya. Dan jika pada akhirnya yang menjadi penting dari bersekolah adalah untuk mendapatkan nilai dan ijazah kelulusan, maka dapat dikatakan bahwa sekolah hanya menjadi lembaga sertifikasi semata.

Tuesday, May 8, 2012

Sesuatu tidak bisa dikatakan sampah bila tidak dibuang

Sampah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari hari kita, manusia. Seringkali sampah dianggap menjadi sebuah masalah atau sesuatu yang harus dibuang jauh jauh. Padahal bila tidak dibuang pun, benda itu tidak menjadi sampah

Jika kita lihat kembali bagaimana proses terciptanya sampah, kitalah satu satunya yang bertanggung jawab atas terciptanya sampah sampah tersebut. Entah kecil ataupun besar, sampah adalah produk dari manusia yang tercipta dari ketidakpuasan manusia atas apa yang didapatnya.

Salah satu yang paling populer diantara komunitas sampah yang tercipta adalah kemasan, sebuah produk yang diciptakan sebagai kemasan sama saja dengan diciptakan untuk dibuang karena tentu kita sadari bahwa produk yang sebenarnya dikonsumsi bukan kemasannya. Jadi sudah dapat dipastikan bahwa sebagian besar kemasan akan berujung di tempat sampah atau dengan kata lain pembuangan. Apakah kita dapat mengurai penggunaan materi kemasan untuk mengurai terciptanya sampah?

Rasa bosan juga seringkali berujung dengan berakhirnya sesuatu barang menjadi sebuah "sampah". Jika saja kita bisa mengoptimalkan penggunaan kita pada sebuah produk atau barang dan tidak mengganti barang barang di sekitar kita hanya dengan alasan bosan atau tidak mau ketinggalan jaman, sepertinya kita bisa mengurangi terciptanya sampah. Semakin banyak barang atau benda yang kita beli semakin banyak pula potensi terciptanya sampah dari barang barang lama yang kita miliki, padahal barang lama kita belum tentu sudah rusak, jelek atau perlu diganti hanya saja seringkali barang yang kita lihat di toko dan pusat perbelanjaan menarik perhatian kita karena memiliki model atau tampilan yang baru.

Hal hal tersebut hanya sebagian dari pola hidup kita yang kurang baik yang pada akhirnya menciptakan sampah sampah yang tidak perlu. Yang perlu kita ingat adalah bahwa sampah tidak pernah tercipta dengan sendirinya, sampah secara sederhana adalah sesuatu benda yang kita buang. Jadi, semakin sedikit kita membuang semakin sedikit sampah yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, pikirkan lah baik baik jika anda atau saya hendak membuang sesuatu. Siapa tau, sebenarnya benda tersebut masih dapat dan layak dipergunakan. Sesuatu tidak bisa dikatakan sampah bila tidak dibuang.

Sunday, May 6, 2012

Negara ini katanya....

Negara ini katanya berkeTuhanan Yang Maha Esa, tapi masih banyak masyarakat yang belum bebas beribadah pada Tuhan. Negara ini katanya berkemanusiaan yang adil dan beradab, tapi banyak orang yang belum mendapatkan perlakuan yang adil. Negara ini katanya menjunjung persatuan, tapi masih banyak konflik antar masyarakat. Negara ini katanya berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, tapi orang orang yang berkedudukan tidak bijaksana dan mementingkan dirinya sendiri. Negara ini katanya berkeadilan sosial bagi seluruh rakyatnya, tapi masih banyak orang yang menderita dan banyak yang menari nari diatas penderitaan tersebut.

Apa yang terjadi pada sebuah komunitas, masyarakat bahkan negara, berujung pada kemampuan pemimpinnya. Jadi apakah saya salah bila menilai pemimpin negara ini tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan negara ini dengan baik?

Friday, April 20, 2012

Jika keberhasilan pendidikan diukur dari nilai dan hasil ujian

Jika keberhasilan pendidikan diukur dari nilai dan hasil ujian, maka negeri ini akan dipenuhi oleh orang orang yang bersekolah dan bergelar tetapi tidak cukup pintar dan tidak memiliki pola pikir yang kuat serta akal sehat yang baik. Yang ada akhirnya adalah orang orang yang "sok" pintar.
 

Monday, November 14, 2011

Indonesia dan Pahlawan

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Begitulah yang sering dikatakan orang orang. Namun, memperhatikan yang terjadi di Indonesia, sepertinya Hari Pahlawan belum bisa menjadi Hari Besar di kalender nasional dan mendapatkan tempatnya sebagai tanggal merah. Bahkan sepertinya, Hari Pahlawan tidak lebih penting atau mungkin tidak sama penting dengan hari cuti bersama yang mendapat tempatnya sebagai tanggal merah. Jadi, bila Hari Pahlawan belum sepenting atau sebesar hari hari cuti bersama, apakah saya salah bila saya mengambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia (baca: Indonesia bukan Endonesia ya) belum bisa menghargai pahlawannya?

Wednesday, September 21, 2011

Jadilah manusia yang berkemanusiaan.

Apakah kita tahu? Lebih banyak pembunuhan di dunia ini yang mengatas namakan Tuhan daripada alasan lainnya.

Mungkin jika orang orang lebih berkemanusiaan daripada beragama, dunia akan lebih damai. Namun yang sering kita lihat di dunia sekitar kita justru sebaliknya, banyak orang yang saking beragamanya akhirnya menjadi tidak berkemanusiaan. Banyak perang, pembunuhan, tindakan anarkis yang didasari agama. Menurut saya yang bodoh ini, kebanyakan orang terlalu fokus pada agama sehingga mereka lupa esensi dari agama itu sendiri.
Mari coba kita letakkan seperti ini, Tuhan menciptakan manusia, kemudian Tuhan menciptakan agama untuk membuat hidup manusia baik.
Jadi apakah saya salah bila saya menyimpulkan bahwa yang Tuhan inginkan adalah menciptakan manusia yang baik? Berarti agama hanya merupakan sebuah alat untuk menciptakan manusia yang baik.
Jadi, janganlah hanya beragama atau membela agama, belalah tujuan dari agama, jadilah apa yang agama inginkan, jadilah manusia yang baik. Manusia yang mencintai sesamanya. Karena bila anda menjadi orang yang beragama tapi bukan manusia yang baik, anda hanyalah menjadi orang yang memiliki alat tetapi tidak bisa menggunakan alat itu dengan baik. Dan jangan gunakan alat yang baik itu untuk menyakiti sesama anda.


Jadilah manusia yang berkemanusiaan karena disaat kita tidak lagi berjuang untuk satu sama lain, disitulah kita telah kehilangan kemanusiaan kita.

Wednesday, August 17, 2011

Selamat hari kemerdekaan Indonesiaku!

Keadilan itu persoalan siapa yang benar dan siapa yang salah. Hukum itu persoalan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Di negara ini, masyarakat menyerukan keadilan! Tapi pemerintah "keukeuh" dengan hukum. Jadi jangan heran bila kepentingan rakyat selalu kalah dengan kepentingan orang orang yang "mengaku" abdi rakyat. 
Memang menyedihkan bila melihat perilaku para "pejabat" di negeri ini. Pemerintahan yang dipenuhi orang orang pintar tapi tidak memiliki hati nurani. Pejabat tanpa hati nurani biasanya menjadi penjahat. Hingga hari ini, negeri yang katanya makmur ini belum bisa mensejahterakan rakyatnya. Tapi sepertinya sudah cukup makmur untuk memberikan fasilitas yang berlebihan pada pejabat pemerintahnya. 
Kepentingan pribadi, golongan, partai atau apa pun sebutannya menjadi prioritas nomor satu bagi mereka. Bahkan bila kita bandingkan dengan karyawan di sebuah perusahaan swasta, tentunya tidak akan diizinkan untuk memiki "side job" karena tentunya akan menimbulkan konflik kepentingan. Namun hebatnya pemerintah kita, presiden bisa memiliki "side job" sebagai pembina partai, menteri bisa memiliki "side job" sebagai ketua partai bahkan masih bisa menjalankan perusahaan, wakil bupati yang masih sempat membuat film semasa menjabat, anggota dpr yang memiliki "side job" sebagai artis, dan hal hal lainnya yang semacam itu.
Dengan segala hormat saya yang hanya sebagai warga negara Indonesia biasa, bila menjalankan negara hanya merupakan "side job" untuk anda anda semua, turunlah dari jabatan anda. Karena kami, bangsa Indonesia, membutuhkan pemimpin pemimpin yang berkomitmen dengan tugasnya kepada negara dan rakyatnya!
Selamat hari kemerdekaan Indonesiaku, semoga kelak ada pemimpin yang dapat memperlakukan Indonesiaku dengan penuh cinta.